TUGAS BIOLOGI SMP N 26 PALEMBANG
Penyakit
pada sistem reproduksi manusia dapat disebabkan oleh virus ataupun
bakteri. Penyakit yang menyerang sistem reproduksi manusia dinamakan
juga penyakit kelamin. Pada umumnya, penyakit kelamin ditularkan melalui
hubungan seksual. Penyakit tersebut dapat menyerang pria maupun wanita.
Contoh macam-macam penyakit dan kelainan yang menyerang sistem
reproduksi manusia, yaitu :
1. Sifilis
Sifilis
adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri. Tanda-tanda
sifilis, antara lain terjadinya luka pada alat kelamin, rektum, lidah,
dan bibir; pembengkakan getah bening pada bagian paha; bercak-bercak di
seluruh tubuh; tulang dan sendi terasa nyeri ruam pada tubuh, khususnya
tangan dan telapak kaki. Tanda-tanda penyakit ini dapat hilang, namun
bakteri penyebab penyakit tetap masih di dalam tubuh, setelah beberapa
tahun dapat menyerang otak sehingga bisa mengakibatkan kebutaan dan
gila. Penyakit ini dapat disembuhkan jika dilakukan pengobatan dengan
penggunaan antibiotik secara cepat.
2. Kencing nanah atau gonore (bahasa Inggris: gonorrhea atau gonorrhoea)
Adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim, rektum, tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva).
Gonore bisa menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya,
terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore bisa menjalar ke
saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam pinggul sehingga timbul
nyeri pinggul dan gangguan reproduksi.
- Pada
pria, gejala awal gonore biasanya timbul dalam waktu 2-7 hari
setelah terinfeksi. Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada
uretra dan beberapa jam kemudian diikuti oleh nyeri ketika
berkemih serta keluarnya nanah dari penis. Sedangkan pada wanita,
gejala awal biasanya timbul dalam waktu 7-21 hari setelah
terinfeksi. Penderita seringkali tidak merasakan gejala selama
beberapa minggu atau bulan, dan diketahui menderita penyakit
tersebut hanya setelah pasangan hubungan seksualnya tertular. Jika
timbul gejala, biasanya bersifat ringan. Tetapi beberapa
penderita menunjukkan gejala yang berat, seperti desakan untuk berkemih,
nyeri ketika berkemih, keluarnya cairan dari vagina, dan demam.
Infeksi dapat menyerang leher rahim, rahim, saluran telur, indung
telur, uretra, dan rektum serta menyebabkan nyeri pinggul yang
dalam ketika berhubungan seksual.
- Wanita dan pria homoseksual yang melakukan hubungan seks melalui anus (anal sex)
dapat menderita gonore pada rektumnya. Penderita akan merasakan
tidak nyaman di sekitar anusnya dan dari rektumnya keluar cairan. Daerah
di sekitar anus tampak merah dan kasar, serta tinjanya terbungkus
oleh lendir dan nanah.
- Hubungan seksual melalui mulut (oral sex) dengan seorang penderita gonore biasanya akan menyebabkan gonore pada tenggorokan (faringitis gonokokal).
Umumnya infeksi tersebut tidak menimbulkan gejala, namun
kadang-kadang menyebabkan nyeri tenggorokan dan gangguan untuk menelan.
- Jika cairan yang terinfeksi mengenai mata, maka bisa menyebabkan terjadinya infeksi mata luar (konjungtivitis gonore).
Bayi yang baru lahir juga bisa terinfeksi gonore dari ibunya
selama proses persalinan sehingga terjadi pembengkakan pada kedua
kelopak matanya dan dari matanya keluar nanah. Jika infeksi itu
tidak diobati, maka akan menimbulkan kebutaan.
- Diagnosis
penyakit gonore didasarkan pada hasil pemeriksaan mikroskopik
terhadap nanah untuk menemukan bakteri penyebab gonore. Jika pada
pemeriksaan mikroskopik tidak ditemukan bakteri, maka dilakukan
pembiakan di laboratorium.
- Gonore
biasanya diobati dengan suntikan tunggal seftriakson
intramuskuler (melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik
per-oral (melalui mulut) selama satu minggu (biasanya diberikan
doksisiklin). Jika gonore telah menyebar melalui aliran darah,
biasanya penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan
antibiotik intravena (melalui pembuluh darah atau infus).
3. Herpes Simplex Genitalis
Penyakit
ini disebabkan oleh virus herpes simplex tipe II, yang menyerang kulit
di daerah genitalia luar, anus, dan vagina. Gejala penyakit ini berupa
gatal-gatal, pedih, dan kemerahan pada kulit di daerah kelamin. Pada
daerah tersebut kemudian timbul beberapa lepuh kecil-kecil, selanjutnya
lepuh menjadi pecah dan menimbulkan luka.
Penyakit
ini ditularkan melalui hubungan seksual dan dapat pula ditularkan oleh
ibu hamil kepada janinnya. Penyakit herpes sulit sekali sembuh dan
sering kambuh setelah beberapa bulan/tahun.
4. AIDS
Faktor
lain yang juga mempengaruhi kualitas penduduk adalah penyakit. Penyakit
yang terkait dengan reproduksi secara langsung adalah penyakit yang
ditularkan melalui alat reproduksi seperti penyakit AIDS (Acquired
Immuno Deficiency Syndrome) yang disebabkan oleh Virus HIV (Human Immune
Deficiency Virus) dan penyakit kelamin yang lain.
AIDS
adalah penyakit mengerikan yang sampai saat ini sudah menular ke
berbagai negara. Penularan AIDS ini baru disadari dalam masa modern ini,
sehingga sering disebut pandemi modern. AIDS menuntut perhatian kita
semua karena :
1. Semua orang bisa terkena AIDS.
2. Belum ditemukan vaksin pencegahnya.
3. Belum ada obat yang betul-betul dapat diandalkan.
4. Penyebarannya sangat cepat dan tidak diketahui, sehingga makin banyak orang yang tertular AIDS.
Perkembangan
AIDS di dunia berlangsung cukup cepat, menurut Badan Kesehatan Dunia
(WHO), pada tahun 1981 terdapat 100.000 kasus AIDS di 20 negara, pada
tahun 1992 terdapat 11-12 juta kasus, dengan rincian 6% di Asia
Tenggara, 60% di Afrika, 10% di Amerika Utara, dan 6% di Eropa. Pada
tahun 2000 terdapat 60 juta kasus dengan rincian 41% di Asia Tenggara,
36% di Afrika, 5% di Amerilka.
Kondisi
yang diperlukan untuk penularan HIV adalah HIV harus masuk ke dalam
aliran darah. HIV sangat rapuh dan cepat mati di luar tubuh manusia.
Virus
ini juga sensitif terhadap panas dan tidak kuat hidup pada suhu di atas
60 derajat celsius. Untuk dapat tertular, maka jumlah virus HIV harus
cukup banyak. HIV terdapat di hampir seluruh cairan tubuh manusia
seperti keringat, air ludah, air mata, darah, cairan sperma, cairan
vagina. Hanya saja pada keringat, air ludah, dan air mata konsentrasinya
tidak cukup tinggi untuk menularkan HIV. Cairan yang dapat menularkan
HIV adalah darah, cairan sperma, cairan vagina. Penularan terjadi jika
ada salah satu dari cairan tadi mengandung virus HIV.
- Fase dan gejala HIV
- Seseorang
yang terinfeksi HIV, sistem kekebalan tubuhnya akan semakin
menurun, berkurang dan akhirnya hilang. Orang yang terinfeksi HIV
fase I, nampaknya seperti orang sehat, belum memperlihatkan
gejala. Fase ini berlangsung 5-7 tahun, tergantung kekebalan tubuh
penderita.
- Pada
fase II muncul gejala awal penyakit yang terkait HIV, seperti:
hilang selera makan, tubuh lemah, berkeringat berlebihan di malam
hari, timbul bercak-bercak di kulit, pembengkakan kelenjar getah
bening, diare terus-menerus, flu tidak sembuh-sembuh. Fase ini
berlangsung sekitar 6 bulan sampai 2 tahun.
- Tahap
AIDS baru dapat terdiagnosis setelah kekebalan tubuh sangat
berkurang dan timbul penyakit tertentu seperti TBC, pneumonia,
herpes, saraf terganggu, dan lain lain. Perlu diketahui bahwa
tidak semua orang yang mengidap penyakit tersebut di atas pasti
menderita AIDS. Fase ini berlangsung 3-6 bulan. Untuk memastikan
apakah seseorang positif AIDS atau tidak, harus dilakukan
pemeriksaan banyaknya sel T di laboratorium. Sampai sekarang orang tidak
dapat menyebut secara pasti gejala AIDS, karena gejala AIDS tidak
khas.
- Di
dalam lingkungan keluarga sampaikan informasi yang sudah Anda
ketahui ini kepada anggota keluarga yang lain, teman dan
tetangga. Jika sehari-hari Anda menemukan informasi yang salah
tentang AIDS, segera luruskan dengan cara yang benar supaya
orang-orang tertarik dan juga memperbaiki informasi tersebut.
- Di
lingkungan sekolah mungkin Anda bisa mengusulkan kepada guru
atau kepala sekolah agar diadakan diskusi atau seminar atau
kegiatan lain yang berhubungan dengan pencegahan AIDS. Kegiatan
yang berkait dengan pencegahan AIDS dapat juga Anda lakukan
bersamaan dengan kegiatan sejenis seperti pencegahan narkoba,
pendidikan keluarga, dan sebagainya.
Di
Indonesia ada kecenderungan penjaja seks komersial meluas, penyebaran
penyakit kelamin tinggi, urbanisasi dan migrasi penduduk tinggi,
kecenderungan hubungan seks sebelum nikah meningkat, lalu lintas orang
dari/ke luar negeri berlangsung dengan bebas, serta penggunaan alat
suntik, tato, tindik yang tidak sehat.
5. Kanker Seviks atau Kanker Leher Rahim
Adalah sejenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh human papilloma virus
(HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Kanker ini dapat hadir
dengan pendarahan vagina, tetapi gejala kanker ini tidak terlihat sampai
kanker memasuki stadium yang lebih jauh, yang membuat kanker leher
rahim fokus pengamatan menggunakan Pap smear. Di negara berkembang,
penggunaan secara luas program pengamatan leher rahim mengurangi insiden
kanker leher rahim yang invasif sebesar 50% atau lebih. Kebanyakan
penelitian menemukan bahwa infeksi human papillomavirus (HPV)
bertanggung jawab untuk semua kasus kanker leher rahim. erawatan
termasuk operasi pada stadium awal, dan kemoterapi dan/atau radioterapi
pada stadium akhir penyakit.
Infeksi
Human
papilloma virus (HPV) 16 dan 18 merupakan penyebab utama pada 70% kasus
kanker serviks di dunia. Perjalanan dari infeksi HPV hingga menjadi
kanker serviks memakan waktu yang cukup lama, yaitu sekitar 10 hingga 20
tahun. Namun proses penginfeksian ini seringkali tidak disadari oleh
para penderita, karena proses HPV kemudian menjadi pra-kanker sebagian
besar berlangsung tanpa gejala.
Faktor Resiko
- Faktor Alamiah
- Faktor
alamiah adalah faktor-faktor yang secara alami terjadi pada
seseorang dan memang kita tidak berdaya untuk mencegahnya. Yang
termasuk dalam faktor alamiah pencetus kanker serviks adalah usia
diatas 40 tahun. Semakin tua seorang wanita maka makin tinggi
risikonya terkena kanker serviks. Tentu kita tidak bisa mencegah
terjadinya proses penuaan. Akan tetapi kita bisa melakukan
upaya-upaya lainnya untuk mencegah meningkatnya risiko kanker
serviks. Tidak seperti kanker pada umumnya, faktor genetik tidak terlalu
berperan dalam terjadinya kanker serviks. Ini tidak berarti Anda
yang memiliki keluarga bebas kanker serviks dapat merasa aman dari
ancaman kanker serviks. Anda dianjurkan tetap melindungi diri
Anda terhadap kanker serviks.
- Faktor Kebersihan
- Keputihan
yang dibiarkan terus menerus tanpa diobati. Ada 2 macam
keputihan, yaitu yang normal dan yang tidak normal. Keputihan
normal bila lendir berwarna bening, tidak berbau, dan tidak gatal.
Bila salah satu saja dari ketiga syarat tersebut tidak terpenuhi
berarti keputihan tersebut dikatakan tidak normal. Segeralah
berkonsultasi dengan dokter Anda bila Anda mengalami keputihan
yang tidak normal.
- Penyakit
Menular Seksual (PMS). PMS merupakan penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui hubungan seksual. PMS yang cukup sering
dijumpai antara lain sifilis, gonore, herpes simpleks, HIV-AIDS,
kutil kelamin, dan virus HPV.
- Pemakaian
pembalut yang mengandung bahan dioksin. Dioksin merupakan bahan
pemutih yang digunakan untuk memutihkan pembalut hasil daur ulang
dari barang bekas, misalnya krayon, kardus, dan lain-lain.
- Membasuh
kemaluan dengan air yang tidak bersih, misalnya di toilet-toilet
umum yang tidak terawat. Air yang tidak bersih banyak dihuni oleh
kuman-kuman.
- Faktor Pilihan
- Faktor
ketiga adalah faktor pilihan, mencakup hal-hal yang bisa Anda
tentukan sendiri, diantaranya berhubungan seksual pertama kali di
usia terlalu muda. Berganti-ganti partner seks. Lebih dari satu
partner seks akan meningkatkan risiko penularan penyakit kelamin,
termasuk virus HPV. Memiliki banyak anak (lebih dari 5 orang).
Saat dilahirkan, janin akan melewati serviks dan menimbulkan
trauma pada serviks. Bila Anda memutuskan untuk memiliki banyak
anak, makin sering pula terjadi trauma pada serviks. Tidak
melakukan Pap Smear secara rutin. Pap Smear merupakan pemeriksaan
sederhana yang dapat mengenali kelainan pada serviks. Dengan rutin
melakukan papsmear, kelainan pada serviks akan semakin cepat
diketahui sehingga memberikan hasil pengobatan semakin baik.
Pencegahan
Pencegahan
terhadap kanker serviks dapat dilakukan dengan program skrinning dan
pemberian vaksinasi. Di negara maju, kasus kanker jenis ini sudah mulai
menurun berkat adanya program deteksi dini melalui pap smear. Vaksin HPV
akan diberikan pada perempuan usia 10 hingga 55 tahun melalui suntikan
sebanyak tiga kali, yaitu pada bulan ke nol, satu, dan enam. Dari
penelitian yang dilakukan, terbukti bahwa respon imun bekerja dua kali
lebih tinggi pada remaja putri berusia 10 hingga 14 tahun dibanding yang
berusia 15 hingga 25 tahun.
6. Kanker Prostat
Kanker prostat
adalah penyakit kanker yang berkembang di prostat, sebuah kelenjar
dalam sistem reproduksi lelaki. Hal ini terjadi ketika sel prostat
mengalami mutasi dan mulai berkembang di luar kendali. Sel ini dapat
menyebar secara metastasis dari prostat ke bagian tubuh lainnya,
terutama tulang dan lymph node. Kanker prostat dapa menimbulkan rasa
sakit, kesulitan buang air kecil, disfungsi erektil dan gejala lainnya.
Jumlah
kanker prostat sangat bervariasi di dunia. Namun jarang terjadi di Asia
Timur dan Selatan; sering terjadi di Eropa dan Amerika Serikat. Menurut
American Cancer Society, kanker prostat paling jarang di pria Asia dan
paling sering terjadi di orang hitam, dan orang Eropa di tengahnya.
Pada penderita ditemukan rasio plasma vitamin B12 yang sangat rendah.
7. Impotensi
Disfungsi ereksi atau impotensi (Bahasa Inggris: erectile dysfunction) adalah ketidakmampuan untuk memulai dan mempertahankan ereksi.
- Penyebab
- Impotensi biasanya merupakan akibat dari :
- Kelainan pembuluh darah
- Kelainan persyarafan
- Obat-obatan
- Kelainan pada penis
- Masalah psikis yang memengaruhi gairah seksual.
Penyebab
yang bersifat fisik lebih banyak ditemukan pada pria lanjut usia,
sedangkan masalah psikis lebih sering terjadi pada pria yang lebih muda.
Semakin bertambah umur seorang pria, maka impotensi semakin sering
terjadi, meskipun impotensi bukan merupakan bagian dari proses penuaan
tetapi merupakan akibat dari penyakit yang sering ditemukan pada usia
lanjut. Sekitar 50% pria berusia 65 tahun dan 75% pria berusia 80 tahun
mengalami impotensi.
- Diagnosa
- Diagnosis
ditegakkan berdasarkan gejalanya. Pemeriksaan fisik dilakukan
untuk mencari adanya perubahan ciri seksual pria, misalnya
payudara, testis dan ukuran penis, serta perubahan pada rambut,
suara maupun kulit.
- Untuk
mengetahui adanya kelainan pada arteri di panggul dan
selangkangan (yang memasok darah ke penis), dilakukan pengukuran
tekanan darah di tungkai.
- Pemeriksaan lainnya yang mungkin perlu dilakukan:
- Pemeriksaan darah lengkap
- Pemeriksaan gula darah untuk diabetes
- Pemeriksaan kadar TSH
- USG penis.
- Nutrisi yang dibutuhkan : Calcium I, Zinc, Cordyceps, Beneficial dan Vitality
- Impotensi
biasanya bisa diobati tanpa pembedahan dan jenis pengobatan
tergantung kepada penyebabnya. Latihan khusus dilakukan oleh
penderita impotensi akibat masalah psikis, yaitu yang disebut
Teknik pemusatan sensasi 3 tahap.
- Teknik
ini mendorong hubungan intim dan kehangatan emosional, yang lebih
menitikberatkan kepada membangun sebuah hubungan :
- Tahap I : Bercumbu, pasangan berkonsentrasi untuk menyenangkan satu sama lain tanpa menyentuh daerah kemaluan.
- Tahap
II : Pasangan mulai menyentuh daerah kemaluan atau daerah erotis
lainnya, tetapi belum melakukan hubungan badan.
- Tahap III : Melakukan hubungan badan.
- Masing-masing
mencapai kenyamanan pada setiap tahap keintiman sebelum berlanjut
ke tahap selanjutnya. Jika teknik tersebut tidak berhasil,
mungkin penderita perlu menjalani psikoterapi atau terapi perilaku
seksual. Jika penderita mengalami depresi, bisa diberikan obat
anti depresi.
8. Keputihan atau Fluor Albus
Merupakan
sekresi vaginal abnormal pada wanita. Keputihan yang disebabkan oleh
infeksi biasanya disertai dengan rasa gatal di dalam vagina dan di
sekitar bibir vagina bagian luar. Yang sering menimbulkan keputihan ini
antara lain bakteri, virus, jamur atau juga parasit. Infeksi ini dapat
menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran kencing, sehingga
menimbulkan rasa pedih saat si penderita buang air kecil.
Gejala Keputihan
- Keluarnya
cairan berwarna putih kekuningan atau putih kelabu dari saluran
vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, dan kadang-kadang
berbusa. Mungkin gejala ini merupakan proses normal sebelum atau
sesudah haid pada wanita tertentu.
- Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya.
Biasanya
keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan juga
dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan
tubuhnya lemah. Sebagian besar cairan tersebut berasal dari leher rahim,
walaupun ada yang berasal dari vagina yang terinfeksi, atau alat
kelamin luar.
- Pada
bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh
hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon
yang dihasilkan oleh plasenta atau uri.
- Gadis
muda kadang-kadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum masa
pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya.
Penyebab Keputihan
Penyebab keputihan secara umum adalah:
- Sering memakai tissue saat membasuh bagian kewanitaan, sehabis buang air kecil maupun buang air besar
- Memakai pakaian dalam yang ketat dari bahan sintetis
- Sering menggunakan WC Umum yg kotor
- Tidak mengganti panty liner
- Membilas vagina dari arah yang salah. Yaitu dari ke arah anus ke arah depan vagina
- Sering bertukar celana dalam/handuk dgn orang lain
- Kurang menjaga kebersihan vagina
- Kelelahan yang amat sangat
- Stress
- Tidak segera mengganti pembalut saat menstruasi
- Memakai sembarang sabun untuk membasuh vagina
- Tidak mejalani pola hidup sehat (makan tidak teratur, tidak pernah olah raga, tidur kurang)
- Tinggal di daerah tropis yang lembab
- Lingkungan sanitasi yang kotor.
- Sering
mandi berendam dengan air hangat dan panas. Jamur yang menyebabkan
keputihan lebih mungkin tumbuh di kondisi hangat.
- Sering berganti pasangan dalam berhubungan sex
- Kadar gula darah tinggi
- Hormon yang tidak seimbang
- Sering menggaruk vagina
Sedangkan dengan memperhatikan cairan yang keluar, kadang-kadang dapat diketahui penyebab keputihan.
- Infeksi kencing nanah, misalnya, menghasilkan cairan kental, bernanah dan berwarna kuning kehijauan.
- Parasit Trichomonas Vaginalis menghasilkan banyak cairan, berupa cairan encer berwarna kuning kelabu.
- Keputihan yang disertai bau busuk dapat disebabkan oleh kanker.
Tambahan
- Istilah
keputihan acap kali digunakan sebagai referensi umum untuk sekresi
vaginal, baik yang normal maupun abnormal. Karena tidak ada
istilah lain dalam bahasa Indonesia yang umum dipakai untuk sekresi
vaginal. Hal ini menimbulkan kerancuan di masyarakat.
- Selain
itu, pilihlah produk pembersih kewanitaan yang bebas dari bahan
pewangi dan zat-zat kimia lainnya, agar tidak memperparah
keputihan.
gambar cari sendiri